Selasa, 13 Maret 2012

KEHIDUPAN DUNIA YANG SEMENTARA



Seorang pilsuf dari India, Baidaba bercerita :

Pada suatu hari tersesatlah seseorang kepadang luas. tiba2 seekor gajah berlari mengejarnya. karena sudah jauh berlari, ia tertumbuk pada sebuah jurang dan terjatuh kedalamnya. tetapi nasib ia tdk langsung jatuh ke dasar jurang, karena tertahan oleh akar2 kayu yg menjalar di pinggir jurang.
Setelah sadar diri dia masih selamat, ia menengok ke kiri dan kekanan memperhatikan jalan mana yg harus dilaluinya agar dapat keluar dari jurang yg berbahaya dan mengerikan ini. Dalam melihat kesana kemari tertumbuklah pandangannya kepada sarang lebah yg penuh manisan dan telah ditinggal penghuninya.sang tersesat itupun meraih sarang lebah sambil meneguk madu yg tertinggal itu. Kurang ia sadari bahwa dirinya dalam keadaan bahaya. diatas jurang masih menunggu kawanan gajah, dibawah menganga mulut jurang yang amat dalam dan dibalik akar pergantungannya ada 2 ekor tikus, tikus hitam dan tikus putih yg senantiasa menggigit pangkal akar yg digantunginya.
didalam kesedapan meneguk madu itulah akar tadi putus karena gigitan tikus. sang tersesat pun jatuhlah ke dalam jurang dan tdk akan kembali lagi buat selama-lamanya.

begitulah manisnya harta duniawi. ketika orang sedang senang2 menikmatinya, umur pun habis. Nafsu yg dilambangkan oleh Baidaba dgn gajah, akan selalu memburu manusia kemana2 tidak senang hatinya sebelum manusia itu tersesat. tikus putih dan hitam yg menjadi lambing waktu, siang dan malam akan menghabiskan akar atau umur manusia.
bila akar atau usia telah habis, madu duniawi telah tertinggal, barulah orang sadar bahwa dia salah, dia tersesat, dia dalam bahaya yg mengancamnya dari atas dan dari bawah, dari muka dan belakang. Akhirnya manusia mengeluh .

Semoga bermamfaat ya Sobat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis