Sering dalam kehidupan sehari hari kita
mendengar atau malah kita yang mengatakan coba pikirkan. Bagaimana sih
kira kira jika seseorang mengatakan hal tersebut kepada kita ? Atau
bagaimana menurut kita yang harus dilakukan orang ketika kita mengatakan
coba pikirkan.
Sepertinya jika ada orang yang
mengatakan hal tersebut yang memang mengharuskan untuk melaksanakan
ucapan atau kata kata orang tersebut, kita tidak akan bisa tanpa
menyediakan waktu khusus.
Umpama kita dipanggil bos, ditegor karena ada yang tidak sesuai di mata bos kita dengan pekerjaan kita.
Sedangkan menurut kita, pekerjaan yang kita lakukan sudah tepat.
Mungkin pada saat bos kita menegur, kita memberi argumen kita juga,
mungkin akan sedikit mendongkol dalam hati kita. Dan pastinya seorang
bos yang bijaksana akan memberi kesempatan untuk memikirkan kembali
tentang apa yang kita kerjakan.
Atau seumpama kita seperti dihadapkan
pada pilihan, kita ditawarkan sebuah pekerjaan baru pada sebuah kantor,
dengan fasilitas yang lebih oke. Sedangkan di tempat kita bekerja juga
kita sangat dibutuhkan. Pasti kita akan tidak tenang dan terus berpikir.
Mungkin jika kita mengatakan kepada atasan kita, atasan tersebut juga
akan mengatakan coba pikirkan dan pertimbangkan.
Demikian juga hal hal lain dalam
kehidupan sehari hari, baik hal hal kecil maupun hal hal besar. Mungkin
semakin besar hal tersebut akan semakin banyak waktu yang kita butuhkan
untuk memikirkannya.
Berpikir untuk terkadang kita
membutuhkan semacam konsentrasi khusus. Setelah bos atau atasan kita
mengatakan pikirkan, pertimbangkan pasti kita akan semakin berpikir dan
mempertimbangkan hal hal tersebut. Mungkin di jalan sepulang kantor,
sambil mengemudi kita akan terus berpikir. Sampai dirumah, disambut
dengan hangat oleh istri tercinta, anak yang sedang riang bermain
mengajak ikut main. Mungkin kita akan seperti stress jadinya. Mungkin
kita akan menjadi seperti marah, atau diam saja. Yang pasti menjadi
sedikit tanda tanya bagi istri yang sudah pasti mungkin memahami
suaminya. Yang pasti mungkin akan bertanya ada apa mas ? Ada masalah
dikantor ? Mungkin kita akan langsung bercerita, atau mungkin kita
membutuhkan waktu untuk menceritakan dengan istri kita. Sang istri
mungkin ketika suami tidak langsung menceritakan ada yang bijaksana
malah menawarkan hal hal yang menepis dahulu untuk dipikirkan tersebut,
seperti menceritakan kesehariannya bersama si kecil yang menjadi
terhibur suaminya tersebut. Atau ada juga yang istri malah menjadi marah
dengan sikap suami yang hanya diam ketika ditanya, yah jadi ribut deh.
Menjadi perang mulut, selanjutnya perang piring, krompyangg :d. mungkin
akan menjadi sangat panjang dan tak akan ada habisnya jika menulis dan
membahas kemungkinan2 tersebut. Tapi bukankah hidup itu adalah
kemungkinan kemungkinan ? Whatever,…
Yang jelas, sepertinya suami diatas,
atau orang diatas, atau mungkin juga orang orang yang dibenturkan
terhadap seperti pilihan2 dalam hidupnya, yang menurut saya apapun yang
dipilihnya nantipun sebenarnya adalah memang takdir dia sendiri yang
sudah tertulis (silahkan baca tentang Qadha dan Qadar) memerlukan sebuah
ketenangan untuk memikirkannya dengan kata lain mungkin merenung,
merenungkannya.
Merenung sepertinya lebih nyaman jika
dilakukan dalam suasana sunyi, dalam artian tidak harus pergi kemana
gituloh. Mungkin ketika anak dan istri sudah pada tidur, ke ruang tamu,
sambil ngerokok, ngopi, mikirrrr aja, baik buruk hal yang akan kita
jalani atau hadapi, jangan lupa selalu memohon petunjuk kepadaNYA.
Paling baik mungkin memohon sambil bersimpuh dan bersujud kepadaNYA.
Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan kita hadapi ke
depan, tiada yang tahu, siapapun. Tetapi, jika kita memohon dengan
tulus kepada yang menciptakan kita, Insya Allah DIA memberi petunjuk
kepada kita akan Takdir berikutnya yang akan kita hadapi. I believe
that, really believe.
Jika kita mencoba sedikit melihat kepada
kisah Nabi dan Rasul terakhir kita, yang sebenarnya semua yang
dilakukan dalam hidup nabi tersebut merupakan contoh yang patut kita
tauladani, mungkin kita akan merasakan tentang kebenaran hal tersebut.
Bukankah beliau meninggalkan semua kehidupan dunianya untung merenung di
dalam sebuah gua ? Sebelum beliau menerima wahyu pertamaNYA ?
Merenung sebuah kata yang teramat umum
dan sering kita dengar, tetapi mungkin sering terlupakan. yang mungkin
bisa jadi sangat bermanfaat buat diri kita untuk mendapatkan ketenangan
jiwa dalam menghadapi perjalanan yang penuh dengan ketidak pastian akan
kemungkinan2 ini. Yang mungkin akan menjadi jernih dan menjadi yakin
terhadap yang selama ini kita saksikan, rasakan dan lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar